"KESULITAN KARYA ILMIAH ANDA adalah INSPIRASI KAMI"

Senin, 05 April 2021

”IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN DI SMA”

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN DI SMA

Rumusan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman warga sekolah tentang konsep pendidikan karakter dan strategi implementasi pendidikan karakter di SMA. Metodologi yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek dalam penelitian ini adalah pengurus sekolah, guru dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah onservasi, wawancara dan dokumentasi. Tehnik analasis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik uji validitas data mengunakan trianggulasi metode dan sumber Hasil menunjukan bahwa: 1) Pemahaman warga sekolah mengenai konsep pendidikan karakter cukup beragam namun terdapat kesamaan bahwa konsep pendidikan karakter adalah usaha menanamkan nilai karakter pada guru dan siswa. 2) Penerapan pendidikan karakter ditujukan pada guru dan siswa, pada guru pendidikan karakter diterapkan melalui sosialisasi, pengawasan serta pembinaan dan pada siswa diterapkan di dalam kelas dengan mengintegrasikan nilai karakter dengan pelajaran, dan di luar kelas diterapkan melalui aktivitas pembiasaan, keteladanan dan pengawasan. Pendidikan karakter pada siswa dan guru lebih berfokus dalam menanamkan karakter disiplin. Terdapat berbagai kegiatan sekolah yang syarat pendidikan karakter namun intensitasnya kurang. Pendidikan karakter di SMA belum mampu mengembangkan karakter kritis siswa karena model pendidikan yang masih konvensional.

Kata kunci : implementasi, pendidikan karakter, pembelajaran

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun berbangsa dan bernegara. Melalui pendidikan yang baik dan berkualitas, akan terbentuk individu-individu yang berkarak terbaik, dengan karakter individu yang baik akan terbentuk masyarakat yang baik, dan dengan karakter masyarakat yang baik, maka akan terbentuk karakter bangsa dan Negara yang baik pula. Keberadaan dan kejayaan suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki. Hanya bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikandirinya sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain.[1]

Munculnya pendidikan karakter, awalnya dilandasi oleh pemikiran bahwa sekolah tidak hanya bertanggung jawab agar peserta didik menjadi sekadar cerdas, tetapi juga harus bertanggung jawab untuk memberdayakan dirinya agar memiliki nilai-nilai moral yang memandunya dalam kehidupan sehari-hari. Potensi peserta didik seperti beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab pada hakikatnya dekat dengan makna karakter. Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa pendidikan tidak hanya membentuk peserta didik untuk pandai, pintar, berpengetahuan, dan cerdas, tetapi juga berorientasi untuk membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur, berpribadi dan bersusila.[2]

Namun, fakta yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tidak sepenuhnya seperti yang diharapkan. Berbagai fenomena sosial yang ditandai dengan meningkatnya pergaulan seks bebas, maraknya tindak kekerasan, kejahatan, pencurian, penyalahgunaan obat-obat terlarang seperti narkoba dan sejenisnya, pornografi, perkosaan, perampasan, dan pengrusakan milik orang lain sudah menjadi permasalahan sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas.[3]

Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah dengan mengimplementasikan pendidikan berkarakter dalam proses pembelajaran di setiap tingkat satuan pendidikan, mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah hingga tingkat perguruan tinggi. Pendidikan karakter secara sederhana bisa diartikan sebagai pemahaman, perawatan, dan pelaksanaan kebajikan (practice of virtues). Oleh karena itu, pendidikan karakter di sekolah mengacu pada proses penanaman nilai, berupa pemahaman-pemahaman, tata cara merawat dan menghidupi nilai-nilai tersebut, serta bagaimana siswa dapat memiliki kesempatan melatihkan nilai-nilai tersebut secara nyata.[4]

Dari kondisi tersebut, Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai satuan pendidikan dimana para peserta didiknya berada pada fase remaja tentunya harus bias memainkan perannya. Sekolah Menengah Atas (SMA) harus bisa menjadi tempat bagi para remaja untuk membentuk dan mengembangkan karakter dirinya. Tentunya karakter yang sesuai dengan kepribadian atau nilai-nilai yang dianut oleh lingkungan dan bangsanya. Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah dengan mengimplementasikan pendidikan berkarakter pada system pendidikannya.

Mengacu kepada berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana yang dinyatakan dalam naskah Konsep dan Strategi Implementasi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa di SMA, pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui integrasi pada mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan menjadi tempat belajar dan membentuk nalar berpikir yang kuat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta membentuk karakter siswa dengan nilai-nilai yang luhur. Pendidikan karakter di sekolah bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai standar kompetensi lulusan.[5]

Pendidikan karakter dapat diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran agar siswa dapat menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata, sehingga siswa diharapkan memiliki keterampilan yang dapat digunakan dalam mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan pendekatan itu dapat membuat siswa lebih memahami pengetahuan yang tidak hanya menekankan pada aspek kognitif melainkan juga aspek afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik sangat ditekankan dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat berkaitan dengan Kurikulum 2013. Pelaksanaan Kurikulum 2013 selain menekankan pada aspek kognitif, dan psikomotorik juga menekankan pada aspek afektif atau penanaman nilai-nilai karakter.

Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak peserta didik. Dalam implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran pada jenjang SMA.

Lickona mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter para siswa. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.[6]

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter luhur kepada peserta didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupan keluarga, sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Menurut Burke, pendidikan karakter adalah bagian dari pembelajaran yang baik dan merupakan bagian yang fundamental dari pendidikan yang baik.[7] Pendapat lain menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil.[8]

Menurut Zubaedi, nilai-nilai pendidikan karakter di Indonesia diidentifikasi berasal dari empat sumber, yaitu Agama, Pancasila, Budaya, dan Tujuan Pendidikan Nasional. Berdasarkan keempat sumber nilai karakter tersebut, telah teridentifikasi 18 nilai pembentuk karakter, yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.[9]

Indikator karakter yang tercermin dalam perilaku individu diantaranya iman dan takwa, sabar, pengendalian diri, disiplin, kerja keras, ulet, bertanggung jawab, jujur, membela kebenaran, sopan santun, taat pada peraturan, demokratis, loyal, sikap kebersamaan, musyawarah, gotongroyong, toleran, tertib, damai, anti kekerasan, hemat dan konsisten. Sedangkan indikator kecerdasan yang mengiringi perilaku berkarakter tersebut yakni aktif, dinamis dan terarah, analitis dan objektif, aspiratif, kreatif dan inovatif, antisipatif, berpikiran terbuka dan maju, serta mencari solusi.[10]

 

JASA KONSULTAN PEMBUATAN SKRIPSI TESIS DISERTASI di Solo Surakarta Semarang Yogyakarta Surabaya Jakarta

SOLO MEDIA ILMIAH

  HP / WA: 0888 4198 220 / 0888 2988 781


Jasa Layanan Konsultan, Bimbingan & Pembuatan Skripsi Tesis Disertasi

TERPERCAYA; AKURAT; CEPAT & TIDAK PLAGIASI

Dijamin Lolos Uji Plagiat (Turnitin; Plagiarismdetector; Duplichecker)

  Penulisan Daftar Pustaka / Referensi Dengan MENDELEY

Skripsi / Tesis / Disertasi merupakan salah satu kewajiban dan syarat wisuda bagi mahasiswa. Untuk melakukan penulisan Skripsi / Tesis / Disertasi mahasiswa harus melakukan penelitian dengan membuat instrumen, menyebar kuesioner, wawancara, observasi, uji statistik dan analisis data. Tidak sedikit mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan Skripsi / Tesis / Disertasi sehingga tidak segera lulus.

Jika Anda sedang mengalami permasalahan tersebut, silahkan segera menghubungi kami !!!

https://mediatesissolo.blogspot.com/2013/07/jasa-pembuatan-tesis-di-solo-surakarta.html

https://jasapembuatanskripsi-solo.blogspot.com/2013/08/jasa-pembuatan-bimbingan-dan-konsultasi.html

https://jasapembuatantesis-skripsi-semarang.blogspot.com/2013/08/jasa-pembuatan-bimbingan-dan-konsultasi.html

https://mediaskripsisolo.blogspot.com/2013/06/jasa-pembuatan-konsultasi-skripsi-di_29.html

https://mediaskripsisolo.blogspot.com/2013/06/jasa-pembuatan-konsultasi-skripsi-di.html

https://jasapembuatantesissolo.blogspot.com/2014/03/jasa-pembuatan-bimbingan-dan-konsultasi.html

Jasa Konsultan, Bimbingan & Pembuatan Skripsi Tesis Disertasi

Jasa Konsultan, Bimbingan & Pembuatan Skripsi Tesis Disertasi

Jasa Konsultan, Bimbingan & Pembuatan Skripsi Tesis Pendidikan

Jasa Konsultan, Bimbingan & Pembuatan Skripsi Tesis Manajemen

Jasa Konsultan, Bimbingan & Pembuatan Skripsi Tesis Akuntansi

Jasa Konsultan, Bimbingan & Pembuatan Skripsi Tesis Hukum

Jasa Konsultan, Bimbingan & Pembuatan Skripsi Tesis Kesehatan

Jasa Konsultan, Bimbingan & Pembuatan Skripsi Tesis Komunikasi

Jasa Konsultan, Bimbingan & Pembuatan Skripsi Tesis Teknik

Jasa Konsultan, Bimbingan & Pembuatan Skripsi Tesis Psikologi

Jasa Konsultan, Bimbingan & Pembuatan Skripsi Tesis Sastra

Jasa Konsultan, Bimbingan & Pembuatan Skripsi Tesis Pertanian

Jasa Konsultan, Bimbingan & Pembuatan Skripsi Tesis Administrasi

Jasa Konsultan, Bimbingan & Pembuatan Skripsi Tesis Disertasi

 

SOLUSI MENYELESAIKAN SKRIPSI TESIS DISERTASI

DI MASA PANDEMI COVID-19

 

 



[1] Koesoema, Doni. 2016 Pendidikan Karakterdi Zaman Kebilnger. (Jakarta: Gramedia Widisasarana) hlmn.10

[2] Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. (Yogyakarta: Pustaka pelajar) hlmn.18

[3] Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter, Konsepsi dan Aplikasi dalam Lembaga Pendidikan. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group) hlmn.10

[4] Kesuma, Dharma, 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktek di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya) hlmn.192

[5] Lickona, Thomas. 2014. Pendidikan Karakter Dalam Pengelolaan Kelas Sekolah. Terjemahan S. Lita. (Jakarta: Kreasi Wacana). hlmn.39

[6] Lickona, Thomas. 2014. Pendidikan Karakter Dalam Pengelolaan Kelas Sekolah. Terjemahan S. Lita. (Jakarta: Kreasi Wacana) hlmn.44

[7] Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2016. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya) hlm,n.43

[8] Wibowo, Agus dan Gunawan. 2015. Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah (Konsep, Strategi, dan Implementasi). (Yogyakarta: Pustaka pelajar) hlmn.34

[9] Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter, Konsepsi dan Aplikasi dalam Lembaga Pendidikan. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group) hlmn.73-74

[10] Maskun, Rinaldo Adi Pratama dan Sumargono. 2019. Implementation of Character Education in Historical Learning in the Industrial Revolution Era 4.0. International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding (IJMMU) Vol. 6, No. 6, December 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar